PENERAPAN PAIKEM
(pembelajaran aktif informatif kreatif efektif dan menyenangkan ) dalam Pembelajran IPA TERPADU di SMP
2.2 PAIKEM
Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inspiratif/Interaktif/Inovatif,
Kritis /Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan
prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi.Pembelajaran berbasis
kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian
kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah
meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap,
pengetahuan, dan keterampilannya.
Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:
a. Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang
diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan
aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan
pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif
dalam mencapai kompetensinya.
b. Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD
dan SK tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap,
pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan.
c. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya
keunikan individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik,
potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan
jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar dapat mengenal
dan mengembangkan peserta didiknya.
d. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan
prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai
ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberikan layanan
remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan atau
melanjutkan pada kompetensi berikutnya.
e. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah,
sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu
memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru perlu mendesain
pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks
kehidupan peserta didik dan lingkungan. Berpikir kritis adalah
kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan
masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan
pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk
meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman (insigt)
dalam mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah (problem
solving) adalah kemampuan tahap tinggi siswa dalam mengatasi hambatan,
kesulitan maupun ancaman. Metode problem solving(metode pemecahan
masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode
berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan
metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik
kesimpulan.
f. Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan
multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.
Pembelajaran
berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi,
berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical dan creative thinking).
Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan
sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan, memberi
keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah
suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (orginality),
ketajaman pemahaman (insigt) dalam mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan
memecahkan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Dalam
pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual atau kelompok diberi
tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika memungkinkan masalah diidentifikasi
dan dipilih oleh siswa sendiri, dan diidentifikasi hendaknya yang penting dan
mendesak untuk diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh
siswa sendiri, umpamanya masalah kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas,
pembusukan makanan, wabah penyakit, kegagalan panen, pemalsuan produk, atau
soal-soal dalam setiap mata pelajaran yang membutuhkan analisis dan pemahaman
tingkat tinggi.
Sesuai dengan
singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna, aktivitas,
pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini
memiliki 4 ciri yaitu:mengalami, komunikasi, interaksi dan
refleksi.
1.
Mengalami
(pengalaman belajar) antara lain:
· Melakukan pengamatan
· Melakukan percobaan
· Melakukan penyelidikan
· Melakukan wawancara
· Siswa belajar banyak melalui berbuat
· Pengalaman
langsung mengaktifkan banyak indera.
2. Komunikasi,
bentuknya antara lain:
· Mengemukakan pendapat
· Presentasi laporan
· Memajangkan hasil kerja
· Ungkap gagasan
3. Interaksi, bentuknya
antara lain:
· Diskusi
· Tanya jawab
· Lempar lagi pertanyaan
o Kesalahan makna berpeluang terkoreksi
o Makna yang terbangun semakin mantap
o Kualitas hasil belajar meningkat
4. Kegiatan
Refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan.
· Mengapa
demikian?
· Apakah hal itu
berlaku untuk …?
· Untuk perbaikan gagasan/makna
· Untuk tidak mengulangi kesalahan
· Peluang lahirkan gagasan baru
Dari karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan
kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan.
Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung
jawab dalam memberikan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian,
persepsi, retensi, dan transfer dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab
siswa untuk belajar sepanjang hayat.
Pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik PAIKEM antara lain adalah
pembelajaran kotekstual (CTL), Pembelajaran Terpadu (Tematik, IPA Terpadu, IPS
Terpadu), Pembelajaran berbasis TIK (ICT), Pembelajaran Pengayaan dengan
menggunakan berbagai strategi antara lain dengan Lesson
Study.
Sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi, kegiatan PAIKEM perlu
didesain dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil
maksimal. Berdasarkan panduan penyusunan KTSP (KTSP), kegiatan pembelajaran
terdiri dari kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur. Sekolah standar, beban belajarnya dinyatakan dalam
jam pelajaran ditetapkan bahwa satu jam pelajaran tingkat SMA/SMK terdiri dari
45 menit, SMP terdiri dari 40 menit, dan untuk SD terdiri dari 35
menit tatap muka untuk Tugas Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak
Terstruktur.Dalam hal ini
guru perlu mendesain kegiatan pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan
mandiri.
6.1 Kegiatan Tatap
Muka
Untuk kegiatan tatap muka dilakukan dengan
strategi bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi,
diskusi kelas, diskusi kelompok,pembelajaran kolaboratif dan kooperatif,
demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka
atau internet, tanya jawab, atau simulasi. Tapi jika sudah ada sekolah yang
menerapkan sistem SKS, maka kegiatan tatap muka lebih disarankan dengan strategi
ekspositori. Namun demikian tidak menutup kemungkinan menggunakan
strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah
interaktif, presentasi, diskusi kelas, tanya jawab, atau demonstrasi.
6.2 Kegiatan Tugas
terstruktur
Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun
dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran). Oleh karena itu pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri
inkuiri. Metode yang digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau
proyek.
Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang
mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai
fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan adalah diskoveri
inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang
digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif,
demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau
internet, atau simulasi.
6.3 Kegiatan
Mandiri Tidak Terstruktur
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang
dirancang oleh guru. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri
inkuiri dengan metode seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.
PAIKEM dapat diterapkan pada pembelajaran Pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi
prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran
kontekstual (contextual teaching and learning), yaiturelating,
experiencing, applying, cooperating, dan transferrini diharapkan
peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal.
Pemilihan
strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:
a. Karakteristik
peserta didik dengan kemandirian belum memadai;
b. Sumber
referensi terbatas;
c. Jumlah
pesera didik dalam kelas banyak;
d. Alokasi waktu
terbatas; dan
e. Jumlah materi
(tuntutan kompetensi dalam aspek pengetahuan) atau bahan banyak.
Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi ekspositori adalah sebagai
berikut.
a. Preparasi, guru menyiapkan bahan/materi pembelajaran
b. Apersepsi diperlukan untuk penyegaran
c. Presentasi (penyajian) materi pembelajaran
d.Resitasi, pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci kompetensi atau
materi pembelajaran.
Pemilihan strategi diskoveri inkuiri dilakukan atas
pertimbangan:
a. Karakteristik
peserta didik dengan kemandirian cukup memadai;
b. Sumber
referensi, alat, media, dan bahan cukup;
c. Jumlah peserta
didik dalam kelas tidak terlalu banyak;
d. Materi
pembelajaran tidak terlalu luas; dan
e. Alokasi waktu
cukup tersedia.
Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi diskoveri inkuiri adalah
sebagai berikut.
a. Guru atau peserta didik mengajukan dan merumuskan masalah
b. Merumuskan logika berpikir untuk mengajukan hipotesis atau jawaban
sementara
c. Merumuskan langkah kerja untuk memperoleh data
d. Menganalisis
data dan melakukan verifikasi
e. Melakukan
generalisasi
Strategi ekspositori lebih mudah bagi guru namun kurang melibatkan
aktivitas peserta didik. Kegiatan pembelajaran berupa instruksional langsung (direct
instructional) yang dipimpin oleh guru. Metode yang digunakan adalah
ceramah atau presentasi, diskusi kelas, dan tanya jawab. Namun demikian ceramah
atau presentasi yang dilakukan secara interaktif dan menarik dapat meningkatkan
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.
Strategi diskoveri inkuiri memerlukan persiapan yang
sungguh-sungguh, oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru agar
pengaturan kelas maupun waktu lebih efektif. Kegiatan pembelajaran
berbentuk Problem Based Learning yang difasilitasi oleh guru.
Strategi ini melibatkan aktivitas peseserta didik yang tinggi. Metode yang
digunakan adalah observasi, diskusi kelompok, eksperimen, ekplorasi, simulasi,
dan sebagainya.
www.depdiknas.com